Pada pengasingan diri kami pagi ini di suatu taman lingkungan kampus kerakyatan. Ada satu pikiran yang mengajak kata-kata berserikat untuk menghantam balik keheningan. Pikiran tersebut mengawali aksinya ketika menyaksikan orang-orang lain berlarian dan berdiri, duduk dan menepi.
Bersama bagaimana dan tanda tanya ia menyusun yang pertama: Bagaimana jadinya jikalau dahulu kami berada di sini? Kemudian bersama apa melanjutkan yang kedua: Apakah kami akan tetap seperti ini atau menjadi seperti mereka? Ketiga: Ataukah kami sama dengan mereka? Sama-sama terbagi oleh ruang dan waktu yang memisahkan jiwa bernama tahun?
Sebelum pikiran mengajak kata yang lain, tubuh kami sudah melawan terlebih dahulu. Kaki kami mulai berat untuk diayunkan dan di saat yang bersamaan terasa ringan. Juga serangga-serangga yang mulai menghinggapi mata. Serta kepala yang menyusut, seakan memaksa kami untuk segera turun melemparkan diri ke rerumputan kemudian menggelinding terjun ke sungai. Menghanyutkan diri agar terbebas dari pengasingan.
Sayang sekali, kami masih terjaga sejak kemarin.