Tubuh kami berguncang pagi ini. Kami pikir, mungkin seperti biasanya, dalam keadaan setengah sadar, detak jantung dan nadi terasa di sekujur tubuh dalam waktu yang bersamaan. Lantas kemudian kami menatap gelas dan kipas. Mereka bergetar! Kami berdiri merasakan tembok dan rak buku. Tidak ada getaran. Namun kaki kami masih bergetar. Begitu juga dengan mata kami.

Ada yang aneh. Tidak ada yang berteriak. Padahal matahari sudah beranjak ke sawah. Ada yang tidak benar. Tidak ada-apa. Tidak terjadi apa-apa.

Sepertinya sebagian dari kami sedang mempermainkan kami. Setelah memaksa menghilangkan pemejaman mata malam ini dengan menenggak sekian—berapa? entah—kafein. Alam bawah sadar kami mendobrak dan menodongkan senjata di dahi kami yang mulai tidak sadarkan diri.