20241212

Batas Terluar Pagar Desa

Seperti biasa. Kami meletakkan diri kami di batas terluar pagar desa. Membiarkan mata kami dirampas burung-rumpung yang mengitari langit-langit. Menyaksikan dunia bergerak dari balik paruh yang kan membawa kami entah kemana.

Sekali lagi, suatu hari nanti, mungkin tidak. Entah kapan, mungkin lusa kala seorang pemburu melemparkan peluru ke paru-paru. Atau dua hari setelahnya saat sang buruh lengah dan menyerahkan kaki pada perangkap. Atau mungkin saat kami bangkit kembali pasca lebur dalam asam dan kembali ke tanah.

Seperti biasa, mayat kami berdiri di batas terluar pagar desa sejak kami dapat mengingat kembali.

‹ back