Kami kembali tidak menulis. Hari pertama kami lupa karena badan kami terus menerus berteriak sepanjang malam setelah ditemukan mengapung di sungai pagi harinya. Hari kedua, badan kami masih terus menerus berteriak sepanjang hari.
Kami mencoba menyumpal mulut mereka dengan parasetamol dan ibuprofen. Dan kopi. Dan minuman berenergi. Dan badan kami masih saja terus menerus berteriak. Untung saja hati tidak kembali menguning. Bayangkan betapa lucunya kalau mereka berhasil membuat kami relapse dan kembali menggambar di kanvas dengan warna yang baru itu.
Kami memilih kembali menidurkan mata sembari terbakar mengingat di luar sana setidaknya ada lima makhluk yang tidak pantas memiliki kepala.