Tentu saja, leher kami adalah tiang listrik yang menjadi sasaran mobil sedan menghantarkan pengemudinya—seorang mahasiswa semester 4—menuju kamar bapaknya. Oh, tentu saja, leher kami tidak jadi tercabut. Tidak akan ada tali yang dapat menerbangkan leher kami di langit-langit kamar pondokanmu.
Tentu saja, semua akan aman sampai bos besar berkehendak untuk mengeluarkan surat peringatan yang ketiga. Tidak apa, bos, kami sudah siap sedari dulu. Tidak perlu khawatir apakah masih akan ada lapangan yang bekerja. Semua sudah jelas, semua sudah diatur. Seperti kepalamu yang kau pasang di motor dan mata rabunmu adalah lampu jauh yang tak pernah padam.
Hantamkan saja kepada piring dan sendok! Bukankah kita selalu lapar? Bukankah kita selalu menggigil ketika mengitari tempat tidur kita yang bernisan? Nalakan api dan pasang pengeras! Akhir tahun kita akan terbebas!
Jam tujuh malam nanti, akan kami curi serenteng koyo dari toko madura dekat perempatan tepat setelah kantor polisi.