Kali ini, kami memaksakan kata-kata untuk mengubah diri mereka. Kami rasa ini sudah puncaknya, tidak ada kesempatan selanjutnya. Bayangkan saja, bagaimana bisa mereka membiarkan diri mereka untuk dilucuti dan diludahi sedemikian rupa? Belum lagi tangan yang mereka patahkan kemudian tanam dengan harapan untuk tumbuh menjadi sesuatu yang baru esok hari. Sudah tidak waras!